Pengertian Akhlak Tasawuf
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak Tasawwuf adalah merupakan salah satu
khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin
dirasakan, secara historis dengan teologis akhlak tasawwuf tampil mengawal dan
memandu perjalanan hidup umar agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah
berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan
dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Khazanah pemikiran dan pandangan di bidang
akhlak da tasawwuf itu kemudian menemukan momentum pengembangan dalam sejarah,
antara lain ditandai oleh munculnya sejumlah besar ulama tasawwuf dan ulama di
bidang akhlak.
Bersamaan dengan itu perkembangan teknologi di
bidang alat-alat anti hamil, makanan minuman, dan obat-obatan telah membuka
peluang terciptanya kesempatan untuk membuat produk alat-alat, makanan, minuman
dan obat-obatan terlarang yang menghancurkan masa depan generasi muda.
Tempat-tempat beredarnya obat terlarang semakin canggih. Demikian juga sarana
yang membawa orang lupa pada tuhan, dan cenderung maksiat terbuka lebar di mana-mana.
Semua in semakin enambah beban tugas akhlak tasawuf.
Melihat demikian pentingnya akhlak tasawwuf
dalam kehidupan ini tidaklah mengherankan jika akhlak tasawwuf ditentukan
sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh kita semua dikarenakan pentingnya
tersebut.
Disadari bahwa masih banyak bidang akhlak
tasawwuf yang dapat dikemukakan, namun keterbatasan ilmu yang kami miliki kami
mohon maaf jika mempunyai kesalahan dalam pengumpulan data yang kami kumpulkan
ini.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana untuk memahami tujuan dari akhlak dan tasawwuf?
- Apa saja faidah dari mempelajari akhlak tasawwuf ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat di gunakan untuk
mendefinisikan akhlak yaitu pendekatan linguistic (kebahasan), dan
pendekatan terminologik (peristilahan). Namun akar kata akhlak
dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim
mashdar dari kata akhlaqa bukan dari kata akhlaq tetapi ikhlaq.
Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara
Lingustik kata akhlak merupakan isim jaded atau isim mustaq, yaitu
isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata اخلق – يخلق – اخلاقا artinya perangai,
kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata
khuluq.
انما بعثت لا تمم مكارم الاخلاق
Artinya :
bahwasanya aku di utus (allah) untuk menyempurkan keluhuran budi pekerti. (HR. AHMAD)
Secara istilah
akhlak berasal dari :
a) Ibnu Miskawaih:
sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b) Imam Ghazali:
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c) Ibrahim Anis
dalam Mu`jam al-Wasith : sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan.
d) Dalam kitab Dairatul
Ma`arif : sifat-sifat yang terdidik.
Dari atas tak ada perbedaan akan tetapi memilki
kemiripan antara satu dengan yang lain. Definisi – definisi akhlak tersebut
adalah subtansial tampak saling melengkapi.
B. Ruang Lingkup Akhlak
Jika definisi tentang ilmu akhlak tersebut kita
perhatikan dengan seksama, akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu
akhlak adalah membahas tentang perbuatan – perbuatan manusia, kemudian
menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatab yang baik atau
perbuatan yang buruk.
Dengan mengemukakan beberapa literaratur
tentang akhlak tersebut menunjukan bahwa keberadaan ilmu akhlak sebagai sebuah
disiplin ilmu agama sudah sejajar dengan ilmu-ilmu keIslaman lainnya, seperti
tafsir, tauhid, fiqh, sejarah Islam, dan lai-lain.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu
akhlak pada intinya adalah perbuatan manusia. Dan selanjutnya di tentukan
kriterianya apakah itu baik atau buruk.
Definisi dari
ruang lingkup akhlak:
- Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.
- Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.
- Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.
C. Tujuan Akhlak
Tujuan akhlak adalah menggapai suatu
kebahagiaan hidup umat manusia baik di dunia dan di akhirat. Dikarekan itulah
kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu baik dari pekerjaan, kebutuhan
atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak diantaranya adalah
menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila kita memakai istilah:
menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme). Kita sering mendengar
celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang masalah dunia adalah urusan
masing-masing.” Atau ungkapan, ”Agama adalah urusan masjid, di luar itu
terserah semau gue.” Maka jangan heran terhadap seseorang yang beribadah,
kemudian di lain waktu akhlaknya tidak benar. Ini merupakan kesalahan fatal.
Kita pun sering menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka
tidak shalat. Ini juga keliru.[1]
D. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
Berkenaan dengan manfaat mempelajari ilmu
akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebgaai berikut :
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan
permasalahannya yang menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan yang
lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk.
Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk,
membayar utang kepada pemilkinya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari
utang termasuk pebuatan buruk.
Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa
tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran
hawa nafsu dan marahsehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang
dapat menerima NUR cahayaTuhan.[2]
Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan
memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya
ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga
berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia
disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang
mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan,
namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan
disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang
buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang
enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada
akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan
bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap
perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk ia
berusaha untuk menghindarinya.
E. Pengertian Tasawwuf
Tasawwuf adalah bersungguh-sungguh (dalam
berbuat baik) dan meninggalkan sifat-sifat tercela (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam
halaman 7).
Aslinya Tasawuf (yaitu jalan tasawuf) adalah
tekun beribadah, berhubungan langsung kepada ALLAH, menjauhi diri dari
kemewahan dan hiasan duniawi, Zuhud (tidak suka) pada kelezatan, harta dan pangkat
yang diburu banyak orang, dan menyendiri dari makhluk di dalam kholwat untuk
beribadah (Lihat kitab Zhuhrul Islam IV-Halaman 151).
Adapun batasan tasawuf adalah : Maka berkata
Junaed : yaitu bahwa kebenaran mematikanmu dari dirimu dan kebenaran tersebut
menghidupkanmu dengan kebenaran tersebut. Dan ia berkata juga : Adalah kamu
bersama ALLAH tanpa ketergantungan. Dan dikatakan : Masuk pada segala ciptaan
yang mulya dan keluar dari segala ciptaan yang hina. Dan dikatakan : Yaitu
akhlak mulia yang tampak pada zaman yang mulia beserta kaum yang mulia. Dan
dikatakan : Bahwa kamu tidak memiliki sesuatu dan sesuatu itu tidak memiliki
kamu. Dan dikatakan : Tasawuf itu dibangun atas 3 macam :
a. Berpegang
dengan kefakiran dan menjadi fakir
b. kenyataan
berkorban dan mementingkan orang lain
c. Meninggalkan
mengatur dan memilih
Menurut Ma’ruf al-Kurhi, tasawuf adalah
berpegang pada apa yang hakiki dan menjauhi sifat tamak terhadap apa yang ada
di tangan manusia. Peranan sebagai usaha untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan menekankan pentingnya akhlak atau sopan santun baik kepada
Allah maupun kepada sesama makhluk.
Ajaran tasawuf al-Junaid dikembangkan lagi oleh
shufi terkenal. Husain ibn Manshur al-Hallaj yang mati dihukum gantung oleh ulama
syari’ah tahun 309 H, karena ia mengaku dirinya telah menyatu dengan Tuhan,
sebagaimana terlihat dari ucapannya: ana Allah…ana al-Haqq (aku adalah
Allah….aku adalah yang maha benar).
Berdasarkan seluruh definisi tasawuf yang telah
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tasawuf di samping sebagai sarana
untuk memperbaiki ahlak manusia agar jiwanya menjadi suci, sekaligus sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya.
F. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak
dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesame manusia,
sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan
Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya
tasawuf mementingkan akhlak.
Para ahli ilmu tasawwuf pada umumnya membagi
tasawwuf kepada tiga bagian:
1) Tasawwuf falsafi
2) Tasawwuf akhlaki
3) Tasawwuf amali
Yang memiliki tujuannya sama yaitu mendekatkan
diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang terceladan
menghias diri dengan perbatab yang terpuji.
G. Tujuan Mempelajari Tasawwuf
Tujuannya adalah Ma’rifatullah (mengenal ALLAH
secara mutlak dan lebih jelas). Tasawwuf memiliki tujuan yang baik yaitu
kebersihan diri dan taqarrub kepada Allah. Namun tasawwuf tidak boleh melanggar
apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalam
aqidah, pemahaman atau pun tata cara yang dilakukan.
Melihat dari situ kita dapat untuk bisa
memahami betapa pentingnya mengenal Allah secara lebih dalam dan memahaminya
dengan benar. Sama juga dengan kebersihan diri dan taqarrub, tapi kita tak
boleh melanggar apapun yang telah al-qur`an berikan.
H. Faedah Dari Mempelajari Tasawwuf
Saat kita telah memahami tassawwuf itu kita
mulai dapat membedakan mana yang baik dan tidak, Bagi tasawwuf mendidik hati
dan ma’rifah Allah Yang Maha Mengetahui, sepertimana kata Ibn `Ajibah: Buah
hasilnya ialah kelapangan (mulia) nafsu, selamat dada dan akhlak yang mulia
bersama setiap makhluk.
Faedah tasawwuf ialah membersihkan hati agar
sampai kepada ma’rifat akan terhadap Allah Ta’ala sebagai ma’rifat yang
sempurna untuk keselamatan di akhirat dan mendapat keridhaan Allah Ta’ala dan
mendapatkan kebahagiaan abadi.
[1] Nur Hidayat, akhlak
tasawuf. Tugas Mandiri di sajikan untuk mempelajari lebih dalam tasawwuf.
Jawa timur
No comments:
Post a Comment